Halo teman-teman. Kali ini, gw bakal cerita tentang retret SMA Santa Ursula 2015.
Tanggal 5 sampai 7 Oktober 2015,
sekolahku mengadakan retret.
Aku dan teman-temanku mengikuti retret di Rumah Retret Puri Asih,
Bogor. Tempat retretnya bersih dan
bagus. Aku pun menjadi semangat untuk
mengikuti retret ini. Semua kegiatan
juga tepat waktu sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat.
Nah, ini bonus foto Rumah Retret Puri Asih... bersih kan tempatnya?
Nah, ini bonus foto Rumah Retret Puri Asih... bersih kan tempatnya?
Retret ini bertemakan “The World I have
is in God”, berjalan bersama Tuhan dalam memillih pilihan hidup di masa
depan. Tema retret tersebut diambil dari
Markus 8:36-37. Selama retret, banyak
pertanyaan-pertanyaan sederhana yang sulit untuk dijawab. Salah satunya adalah apa yang menjadi mutiara
terindah atau harta yang terpenting dalam hidup kita berdasarkan landasan tema
retret ini.
Bagian retret yang paling berkesan bagi
diriku adalah saat sharing bersama. Di
momen itu, kami sekelas diminta untuk membagikan cerita tentang ketakutan apa
saja yang dialami dalam hidup, tantangan eksternal yang ada dalam hidup, dan
juga seberapa dekatkah kami masing-masing dengan Tuhan. Aku mendengar cerita-cerita
teman-temanku. Aku pun juga ikut
bercerita ketika tiba giliranku.
Seusai bercerita, aku mulai
berpikir. Aku harus bisa menghadapi
semua ketakutanku itu. Tapi tetap saja,
semua itu tidak terjawab hingga keesokan harinya. Lalu, saat sesi terakhir retret sebelum kami
pulang kembali ke Jakarta, kak Ollyn selaku pembimbing retret kami, menjelaskan
banyak hal yang membuat aku mulai sadar.
Mengapa aku harus takut akan suatu hal yang belum pernah terjadi?
Iya ya.
Selama ini aku terlalu bodoh.
Seharusnya aku yakin dan optimis.
Lalu, akupun mulai mengubah pikiranku.
Bagaimana caranya agar aku bisa menggapai impianku itu? Tentu saja, aku harus bekerja keras dan tetap
tidak boleh meninggalkan Tuhan. Aku
percaya akan Tuhan yang selalu melindungiku dari bahaya dan juga selalu
membimbingku untuk melakukan sesuatu yang benar. Aku juga percaya bahwa Tuhan tidak akan
menjerumuskanku.
Dari retret ini, aku juga disadarkan
akan betapa pentingnya Perayaan Ekaristi.
Aku bukan anak yang sangat religius.
Aku juga jarang ke gereja karena terlalu sibuk dengan sekolah. Kami sekeluarga juga lebih sering datang
terlambat ketika pergi ke gereja dan tidak mengikuti Perayaan Ekaristi sampai
selesai. Tapi, dari film yang
ditampilkan oleh kak Ollyn, aku baru menyadari makna dari Perayaan Ekaristi
itu. Lalu, ketika pulang retret dan
sampai ke rumah, aku langsung menceritakan hal tersebut kepada ayah dan ibuku. Aku berharap mereka juga mulai sadar akan
betapa berharganya dan betapa indahnya sebuah Perayaan Ekaristi. Aku juga berharap mulai sekarang keluarga
kami bisa lebih sering ke gereja walaupun waktu bersama yang kami miliki
hanyalah sedikit dan kami bisa lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
Aku sangat senang. Retret ini adalah retret pertama yang bisa
menyadarkanku akan banyak hal yang belum kuketahui sebelumnya. Biasanya, aku tidak pernah mendapatkan
sesuatu yang berarti dari retret-retret yang sudah pernah aku ikuti. Ini merupakan sebuah kenangan indah dalam
hidupku. Aku harap semoga hidupku di
masa depan bisa lebih baik lagi. Aku
juga berharap, teman-temanku juga bisa meraih impiannya masing-masing di masa
depan nanti. Tuhan memberkati.
- Angela-
- Angela-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar